Pengikut

Sabtu, 29 Januari 2011

cinta merajalela di anak remaja

kini jemari-jemari aku akan ungkapkan kenapa mereka semua itu menginginkan yang namanya cinta?/
cinta bukan keluar dari kata dan mulut saja yang sering kita ucapkan ke semua orang yang kita sukai..
tak mungkin kita menjani percintaan disaat kita belum pernah untuk dapat menatap muka dengan orang yang kita sukai ,
yang aku banyak ketahui kita menyuakai seseorang hanya dari pandangan pertama atau pandangan ke kedua tapi aku pikir itu sama aja itu bukan untuk saat nya kita menyukai bahkan mencintai seseoranng lawan jenis kita, sangat mudah untuk dapat mengatakan cinta itu jika kita hanya seperti itu.perlu banyak perjuangan untuk kita menemukan yang nama cinta, jalan itu bukan jalan terbaik untuk dapat menemukan cinta.
dapat dingat dengan benar CINTA ITU BUKAN SEPERTI MAINAN yang segampang itu saja kita dapatkan dan kita tinggal kan seperti pepath menyebutkan HABIS MANIS SEPAH DIBUANG bukan seperti itu.
cinta itu yang dapat terungkap dari harti yang bener-benar dari dalam dan mendapatkan cemesrtri nya saat kita bersama nya dan dapat kita tahankan hingga ajhir hayat kita.
yang sangat tak aku pikirkan di saat ini anak-anak masih berusia di bawah umnur saja sudah mengenal apa itu cinta sudah mengerti apa itu cinta pertama yang membuat dia tergila-gila dengan nama nya cinta apa dya mengerti apa yang dia alami saat dia menjalani semua percintaan itu ??
ke egoisan mereka untuk mendapatkan semua itu membuat kerusakan bagi dirinya sendri dia tak berfikir gimana rasanya menderita nya saat kehilangan yang akan di alami nya di saat yang akan datang dia hanya merasa kesenangan yang terjadi dalam menjalani percintaan itu.
mungkin hanya 1 yang ingin mereka inginkan dalam bercinta hanya ingin berstatus dan trendy di masa-masa modren)
tapi tidak semudah itu juga untuk dapat menganggap itu sebuah status dan ngentrend di masa sekarang tapi mereka sudah melewati batas-batas yang telah ada yang secara tidak langsung untuk dapat terjerumus ke dalam dunia suram..

yang kau tak ketahui

kerasnya dunia ini

aku pikir hidup ini sangat indah untuk di jalani..
aku pikir tak ada beban yang kita jalani dalam hidup ini.
aku pikir kita akan dapat mendapatkan yang kita mau selama di dunia ini..

TAPI semua itu hanya impian saja,,
saat ku jalni hidup ini tidak ada yang abadi semuanya sama sperti yang telah terjadi sebelumnya,
tidak ada perubahan dalam hidup ini semua yang ku lakukan tapi semuanya sama saja..
kerasnya hidup ini membuat kita untuk jenuh menjalaninya ,
semua selalu untuk berfikir menngakhiri semuanya untuk bebas di alam yang beda disana.
sudah letih juga menahan semua beban ini tak ada yang abadi dan tak ada yang sanggup untuk menjalanmi semua ini.
beberapa cara untuk menjalani semuanya sudah sia-sia dan tak mungkin untuk merubah keadaan yang ada...
sepertinya semua usaha yang ku lakukan hanya sebagai ajang untuk membunuh waktu yang asda..
tapi ku terpikir sejenak gimana untuk dapat memberikan chaya terindah dalam hidup ini...

semuanya jalan kita telah di atur dengan tuhan yang maha esa kita hanya sebagai mahluk yang abadi kita hanya bisa melewati semua beban yang di berikan ama tuhan ..
tidak ada arti penyelesaian dalam hidup ini semasih untuk dapat berubah,,,,,
semua yang ada bisa dapa kita lakukan kembali dan kita ulang semuanya dari 0.
untuk dapat kita temukan gimana kehiudpan yang abadi.....




Jumat, 14 Januari 2011

19 keindahan alam indonesia

1. Gunung Rinjani, NTB



Rinjani memiliki panaroma yang bisa dibilang paling bagus di antara gunung-gunung di Indonesia. Setiap tahunnya (Juni-Agustus) banyak dikunjungi pencinta alam mulai dari penduduk lokal, mahasiswa, pecinta alam. Suhu udara rata-rata sekitar 20°C; terendah 12°C. Angin kencang di puncak biasa terjadi di bulan Agustus. Beruntung akhir Juli ini, angin masih cukup lemah dan cuaca cukup cerah, sehingga pendakian ke puncak bisa dilakukan kapan saja.


2. Pulau Komodo, NTT



Taman Nasional Komodo (TN. Komodo) merupakan kawasan yang terdiri dari beberapa pulau dengan perairan lautnya. Pulau-pulau tersebut merupakan habitat satwa komodo (Varanus komodoensis) yaitu reptil purba yang tersisa di bumi. Kondisi alamnya unik, terdapat padang savana yang luas dengan pohon lontarnya (Borassus flabellifer).


3. Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat



Kepulauan Raja Ampat merupakan kepulauan yang berada di barat pulau Papua di provinsi Papua Barat, tepatnya di bagian kepala burung Papua. Kepulauan ini merupakan tujuan penyelam-penyelam yang tertarik akan keindahan pemandangan bawah lautnya


4. Kawah Ijen, Jawa Timur



Kawah Ijen merupakan salah satu gunung berapi atraksi wisata di Indonesia. Kawah Ijen merupakan objek wisata terkenal, yang telah dikenal oleh para wisatawan domestik dan asing karena keindahan alam dan bahari.


5. Carstensz Pyramid, Papua



Indonesia patut berbangga dengan keunikan dan kekayaan alam serta tradisi masayarakatnya. Kali ini, Carstenz Pyramid atau yang bisa disebut dengan puncak jaya, juga berada di Papua. Puncak Carstensz ini merupakan puncak tertinggi di Australia dan Oceania.


6. Gunung Anak Krakatau, Selat Sunda



Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana yang, karena letusan pada tanggal 26-27 Agustus 1883, kemudian sirna. Letusannya sangat dahsyat dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa


7. Gunung Bromo, Jawa Timur



Gunung Bromo merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur. Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif.


8. Gunung Kelimutu, NTT



Gunung Kelimutu adalah gunung berapi yang terletak di Pulau Flores, Provinsi NTT, Indonesia. Lokasi gunung ini tepatnya di Desa pemo Kecamatan kelimutu, Kabupaten Ende. Gunung ini memiliki tiga buah danau kawah di puncaknya. Danau ini dikenal dengan nama Danau Tiga Warna karena memiliki tiga warna yang berbeda, yaitu merah, biru, dan putih. Walaupun begitu, warna-warna tersebut selalu berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu.


9. Taman Laut Bunaken, Sulawesi Utara



Taman laut Bunaken memiliki 20 titik penyelaman (dive spot) dengan kedalaman bervariasi hingga 1.344 meter. Dari 20 titik selam itu, 12 titik selam di antaranya berada di sekitar Pulau Bunaken. Dua belas titik penyelaman inilah yang paling kerap dikunjungi penyelam dan pecinta keindahan pemandangan bawah laut.


10. Danau Toba, Sumatra Utara



Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer (danau volkanik terbesar di dunia). Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir. Danau Toba sejak lama menjadi daerah tujuan wisata penting di Sumatera Utara selain Bukit Lawang dan Nias, menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.


11. Baluran, Jawa Timur



Baluran adalah Afrikanya Indonesia, Taman Nasional ini merupakan perwakilan ekosistem hutan yang spesifik kering di Pulau Jawa, terdiri dari tipe vegetasi savana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Sekitar 40 persen tipe vegetasi savana mendominasi kawasan Taman Nasional Baluran.


12. Pantai Dreamland, Bali



Dreamland atau lebih dikenal sebagai Pantai Dreamland merupakan salah satu pantai terindah di Bali selain Pantai Kuta. Pantai yang terletak tidak jauh dari daerah Uluwatu di Pulau Dewata ini sudah sangat terkenal karena keindahannya. Keindahan dan kebersihan pantai menambah daya tarik pengunjung, bukan hanya dari dalam negeri tapi juga turis manca negara.


13. Danau Gunung Tujuh, Jambi



Kerinci boleh bangga dengan keberadaan Danau Gunung Tujuh yang merupakan danau tertinggi di Asia Tenggara. Serta terdapat beberapa danau kecil lainnya dengan keindahan alamnya yang unik. Danau Belibis dengan alam yang masih asli memberikan sentuhan yang berbeda.


14. Green Canyon, Jawa Barat



Green Canyon menyimpan pesona luar biasa. Perpaduan antara sungai, lembah hijau, hutan lindung, dan aneka stalaktit-stalakmit. Keindahan berbalut kesunyian, bagai surga yang tersembunyi. Green Canyon mulai dikembangkan pada tahun 1989.


15. Danau Sentai, Papua



Danau Sentani di bawah lereng Pegunungan Cycloops yang terbentang antara Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura, Papua. Lanskap Danau Sentani dengan gugusan pulau di tengahnya merupakan salah satu yg terindah di Indonesia.


16. Goa Gong, Jawa Timur



Goa Gong diklaim sebagai goa terindah di Asia Tenggara. Di dalam gua ini Anda dapat menyaksikan berbagai macam tonjolan batuan (stalaktit/stalakmit) yang sangat menarik dan proses terjadinya secara alami.


17. Pegunungan Karst Bantimarung, Sulawesi Selatan



Taman Nasional Bantimurung mempunyai pemandangan alam yang paling indah. Karena di taman nasional ini, terdapat sumber air yang tidak pernah kering. Sehingga berbagai jenis tanaman dapat bertahan di saat musim kemarau yang panjang.


18. Pulau Belitung, Bangka Belitung



Pulau indah, pemandangan unik pantai pasir putih asli dihiasi batu-batu granit yang artistik dan air laut sejernih kristal, dikelilingi oleh ratusan pulau-pulau kecil.


19. Pulau Derawan, Kalimantan Timur



Di perairan sekitarnya terdapat taman laut dan terkenal sebagai wisata selam (diving) dengan kedalaman sekitar lima meter. Pada batu karang di kedalaman sepuluh meter, terdapat karang yang dikenal sebagai "Blue Trigger Wall"



http://www.ngobrolaja.com/showthread.php?t=52815

KERINDUAN

saat kau jauh dari hidup ku
ku tak tau apa yang kurasakan sekarang
semuanya mungkin bisa kacau
semuanya tak terkendali lagi.
IBU
Ku benar-benar tidak bisa seperti ini
aku RINDU dangan semua yang kau berikan ke pada ku
ku tak pernah lagi merasakan hangatnya pelukan mu,
rasa sayang mu dan belaian tangan mu.
IBU
Ku ingin selalu bersama mu
aku tak akan membut mu sedih lagi
peluk aku IBU jangan pernah kau lepas lagi
bawa aku selalu berada di pelukan mu Ibu

obyek wisata kalimantan barat

PROPINSI KALIMANTAN BARAT

Propinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan atau di antara garis 2o08 LU serta 3005 LS serta di antara 108o0 BT dan 114o10 BT pada peta bumi. Berdasarkan letak geografis yang spesifik ini maka, daerah Kalimantan Barat tepat dilalui oleh garis Khatulistiwa (garis lintang 0o) tepatnya di atas Kota Pontianak. Karena pengaruh letak ini pula, maka Kalbar adalah salah satu daerah tropik dengan suhu udara cukup tinggi serta diiringi kelembaban yang tinggi, dengan jumlah penduduk 4,249,117 jiwa ( berdasarkan sensus penduduk tahun 2009,BPS Kal-Bar)

Ciri-ciri spesifik lainnya adalah bahwa wilayah Kalimantan Barat termasuk salah satu propinsi di Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara asing, yaitu dengan Negara Bagian Serawak, Malaysia Timur. Bahkan dengan posisi ini, maka daerah Kalimantan Barat kini merupakan satu-satunya propinsi di Indonesia yang secara resmi telah mempunyai akses jalan darat untuk masuk dan keluar dari negara asing. Hal ini dapat terjadi karena antara Kalbar dan Sarawak telah terbuka jalan darat antar negara Pontianak - Entikong - Kuching (Sarawak, Malaysia) sepanjang sekitar 400 km dan dapat ditempuh sekitar enam sampai delapan jam perjalanan.

Batas-batas wilayah selengkapnya bagi daerah propinsi Kalbar adalah :

Utara : Sarawak (Malaysia)

Selatan : Laut Jawa & Kalteng

Timur : Kalimantan Timur

Barat : Laut Natuna dan Selat Karimata

Sebelah utara Kalbar terdapat empat kabupaten yang langsung berhadapan dengan negara jiran yaitu; Sambas, Sanggau, Sintang dan Kapuas Hulu, yang membujur sepanjang Pegunungan Kalingkang - Kapuas Hulu. Sebagian besar wilayah Kalimantan Barat adalah merupakan daratan berdataran rendah dengan luas sekitar 146.807 km2 atau 7,53 persen dari luas Indonesia atau 1,13 kali luas pulau Jawa. Wilayah ini membentang lurus dari Utara ke Selatan sepanjang lebih dari 600 km dan sekitar 850 km dari Barat ke Timur.

Dilihat dari besarnya wilayah, maka Kalimantan Barat termasuk Provinsi terbesar keempat setelah pertama Irian Jaya (421.891 km2), kedua Kalimantan Timur (202.440 km2) dan ketiga Kalimantan Tengah (152.600 km2).Dilihat dari luas menurut Kabupaten/kota, maka yang terbesar adalah Kabupaten Ketapang (35.809 km2 ata 24,39 persen) kemudian diikuti Kapuas Hulu (29.842 km2 atau 20.33 peresen), dan Kabupaten Sintang (21.635 km atau 14,74 persen), sedangkan sisanya tersebar pada 9 (sembilan) kabupaten/kota lainnya.

Secara umum, wiilayah daratan ini diapit oleh dua jajaran pegunungan yaitu, Pegunungan Kalingkang/Kapuas Hulu di bagian Utara dan Pegunungan Schwaner di Selatan sepanjang perbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah. Dilihat dari tekstur tanahnya maka, sebagian besar daerah Kalimantan Barat terdiri dari jenis tanah PMK (podsolet merah kuning), yang meliputi areal sekitar 10,5 juta hektar atau 17,28 persen dari luas daerah yang 14,7 juta hektar. Berikutnya, tanah OGH (orgosol, gley dan humus) dan tanah Aluvial sekitar 2,0 juta hektar atau 10,29 persen yang terhampar di seluruh kawasan Dati II .

POTENSI WISATA ALAM YANG ADA DI KALIMANTAN BARAT

Potensi Wisata Alam Bukit Kelam

Oleh masyarakat sekitar , keberadaan Bukit kelam di kaitkan dengan legenda Bujang Beji dan Temenggung Marubai .Bujang beji and Temenggung Marubai merupakan kepala kelompok para penangkap ikan di Neger Sintang. Bujang Beji beserta kelompoknya menguasai Sungai Kapuas, sedangkan Tumenggung Marubai beserta kelompoknya menguasai Sungai Melawi.

Karena perbedaan hasil tangkapan ikan, muncul niat jahat Bujang Beji untuk menutup aliran Sungai Melawi dengan batu besar. Lalu, ia pergi ke Kapuas Hulu untuk mengangkat batu besar yang terdapat di puncak Bukit Nanga Silat dan membawanya ke Sungai Melawi. Namun, di persimpangan Sungai Kapuas dan Sungai Melawi, dewi-dewi dari khayangan menertawakannya beramai-ramai. Tatkala mendongakkan kepala mencari asal suara, tanpa disadarinya, ia menginjak duri beracun. Seketika itu juga, batu yang dipikulnya terlepas dan kemudian terbenam di suatu tempat bernama Jetak.

Menurut legendanya, batu besar yang terbenam di Jetak itu kemudian tumbuh perlahan-lahan menjadi sebuah bukit. Dewasa ini, bukit tersebut dikenal dengan Bukit Kelam, sebuah obyek wisata unik dan eksotik yang sangat dikagumi oleh wisatawan domestik dan mancanegara. Dinamakan Bukit Kelam karena batu-batu yang terdapat di bukit tersebut berwarna hitam.

Melihat keunikan, keeksotisan, dan kekayaan hayati kawasan seluas 520 hektar lebih tersebut, pemerintah pusat melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 594/Kpts-II/92 pada tanggal 6 Juni 1992, menetapkannya sebagai Taman Wisata Alam Bukit Kelam.

Panorama alamnya yang alami, serta udaranya yang sejuk dan segar, menjadikan kawasaan ini tepat sekali dipilih sebagai tujuan rekreasi alam. Pengunjung dapat menikmati keindahan panoramanya sambil berjalan-jalan di kawasan tersebut, atau sambil duduk santai di shelter-shelter yang telah tersedia. Di kawasan ini, terdapat berbagai flora langka, seperti meranti (shorea sp), bangeris (koompassia sp), tengkawang (dipterocarpus sp), kebas-kebas (podocarpusceae), anggrek (archidaceae), dan kantong semar raksasa. Berbagai fauna langkanya, seperti beruang madu (heralctus mayalanus), trenggiling (manis javanica), kelelawar (hiropteraphilie), dan alap-alap (acciptiter badios), menambah daya tarik kawasan ini.

Bagi yang ingin ke puncak bukitnya, dapat melewati sebuah tangga batu yang memiliki ketinggian sekitar 90 meter yang terletak di sebelah barat Bukit Kelam. Di puncak bukitnya, terdapat gua-gua alam yang eksotik dan bernuansa magis yang di dalamnya banyak terdapat burung walet. Dan, dari atas puncaknya, terlihat hutan tropis yang lebat dan hijau di sekitarnya, Sungai Kapuas dan Sungai Melawi yang mengapit Kota Sintang, keindahan Kota Sintang dari kejauhan, dan areal persawahan yang menghampar luas di bawahnya. Bila musim hujan tiba, dari tempat ini juga terlihat air terjun yang mempersona.

Ketinggian kawasan ini berkisar antara 50-900 meter di atas permukaan laut (dpl) dengan kemiringan antara 15°-40°, sehingga tepat sekali dijadikan tempat untuk melakukan olahraga terbang layang dan panjat tebing. Bagi penyuka olahraga lintas alam, di kawasan ini terdapat jalan setapak yang berliku-liku sampai ke dalam hutan dengan medan yang cukup berat. Pengunjung yang ingin berenang dan bermain tenis, di kawasan ini juga tersedia kolam renang dan lapangan tenis yang dapat digunakan saban waktu. Bagi pengunjung yang ingin menikmati kawasan ini pada malam hari, juga disediakan camping ground yang luas dan aman.

Selain itu, di sini pengunjung juga dapat melihat Rumah Panjang (rumah tradisional suku Dayak) Ensaid Pendek dan Ensaid Panjang yang memiliki arsitektur khas. Di kawasan ini setiap tahunnya diadakan Gebyar Wisata Bukit Kelam yang menampilkan berbagai atraksi seni dan budaya dari masyarakat setempat, pameran wisata, fashion, permainan rakyat, dan lain sebagainya.

Wisata Alam Pulau Sawi

Kabupaten Ketapang - Kalimantan Barat

http://wisatamelayu.com/id/img/wisata/p4bfdf9cd2d29f.jpg

Pulau Sawi kaya akan biota laut dan pemandangan alam yang indah. Sejak tahun 2009, Pemkab Ketapang mulai membenahi obyek wisata ini dan menjadikannya sebagai obyek wisata andalan di Kabupaten Ketapang, Kalimanta n Barat.

Kabupaten Ketapang memiliki gugusan pulau-pulau kecil. Terdapat 34 pulau yang termasuk ke dalam wilayah kabupaten ini. Pemkab Ketapang menyebutkan bahwa pulau-pulau itu antara lain terdiri dari Pulau Bawal (pulau ini luasnya kurang dari 7500 ha) dan Pulau Gelam, Pulau Cempedak, dan Pulau Sawi (masing-masing mempunyai luas kurang dari 500 ha). Daratan di pulau-pulau ini relatif berketinggian rendah, antara 0,5 hingga 30 m dpl. Otomatis pulau-pulau tersebut memiliki pantai yang landai.

Pulau-pulau kecil ini memiliki potensi pariwisata yang besar, dari pemandangannya yang masih alami hingga kekayaan sumber daya yang dimilikinya, terutama sumber daya laut. Salah satu pulau yang memiliki potensi seperti itu adalah Pulau Sawi. Pulau Sawi dihuni oleh sekitar 20 KK. Masyarakat Pulau Sawi umumnya bekerja sebagai nelayan dan buruh nelayan. Kadang-kadang mereka mencari mutiara ketika musim melaut belum tiba.

http://www.wisatamelayu.com/id/images/obyek/2010/20100527-pulausawi-1.jpg
Sumber foto: http://visitketapang.com

Di Pulau Sawi, Anda akan dapat menikmati pemandangan yang menakjubkan: pasir putih yang terhampar sepanjang pantai, biota laut, tradisi masyarakat setempat, dan nyiur yang berjajar di sepanjang garis pantai. Air laut yang jernih membuat kehidupan hewan dan tumbuhan di bawah permukaan laut jelas terlihat. Tak heran kalau pulau ini mendapat julukan “Pulau Bidadari”. Biota di laut Pulau Sawi adalah rumput laut, udang kipas, belangkas, penyu belimbing, penyu sisik, penyu hijau, mutiara, dan beberapa jenis ikan. Penduduk pulau ini ramah. Selain itu, pulau ini juga mudah dijangkau dari Kota Ketapang dengan berbagai jenis transportasi yang ada. Selain menikmati pemandangan alam yang eksotis, Anda juga dapat melakukan berbagai kegiatan wisata alam seperti berkemah, lintas alam menjelajahi pulau, menyelam, berenang, atau memancing.

http://www.wisatamelayu.com/id/images/obyek/2010/20100527-pulausawi-2.jpg

http://yudosudarto.blogspot.com

Akses transportasi menuju ke Pulau Sawi tidak terlalu sulit. Terlebih dulu Anda harus mencapai Sungai Tengar, Desa Mekar Sari, Kecamatan Kendawangan yang terletak kira-kira 70 km di sebelah utara Kota Ketapang, setelah itu disambung dengan kapal motor (motor boat) yang banyak disewakan oleh penduduk setempat. Perjalanan dengan motor boat memakan waktu sekitar 1 jam. Perjalanan ke Sungai Tengar dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat atau bus umum.

Di Pulau Sawi, Anda dapat mendirikan kemah untuk menginap sembari menikmati pemandangan alam yang ada. Anda juga dapat menyewa home stay yang dibangun untuk para wisatawan. Untuk memudahkan transportasi ke pulau ini, pemerintah juga telah membangun dermaga kecil bagi perahu motor yang akan singgah ke pulau. Jika ingin berperahu mengelilingi pulau ini, Anda tinggal menyewa perahu penduduk setempat.

Taman Nasional Danau Sentarum

http://wisatamelayu.com/id/img/wisata/p497fc7fb40944.jpg

Bagi Anda yang menyukai berbagai destinasi wisata dalam satu tempat, Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, perlu dimasukkan dalam agenda rekreasi Anda. Sebab, di TNDS yang terletak di kabupaten paling timur Provinsi Kalimantan Barat ini terdapat berbagai obyek wisata yang unik, menarik, dan menantang, seperti wisata hutan, wisata pendidikan, wisata danau, wisata desa, wisata budaya, dan lain sebagainya.

Bila dirunut ke belakang, kawasan yang berada di sekitar Danau Sentarum ini memiliki sejarah yang panjang sebelum akhirnya ditetapkan pemerintah pusat sebagai taman nasional seperti saat ini. Pada awalnya, obyek wisata andalan Kabupaten Kapuas Hulu ini merupakan kawasan Suaka Alam Danau Sentarum berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jendral Kehutanan Republik Indonesia Nomor 2240/DJ/I/1981 pada tanggal 15 Juni 1981 dengan luas area sekitar 80.000 hektar. Pada tahun 1982, berdasarkan Surat Keputusan Nomor 757/Kpts/Um/10/1982, kawasan tersebut ditetapkan sebagai kawasan Suaka Margasatwa Danau Sentarum yang pengelolaannya berada di bawah pengawasan Kantor Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Kalimantan Barat di Kota Pontianak.

Pada tahun 1991, berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 1991, Indonesia meratifikasi Konvensi Ramsar (The Convention on Wetlands of International Importance), yaitu konvensi internasional tentang konservasi dan pemanfaatan lahan basah yang ditetapkan di Ramsar Iran pada tanggal 2 Februari 1971. Untuk menindaklanjuti keputusan tersebut, pada tahun 1994 pemerintah pusat menetapkan kawasan Danau Sentarum sebagai situs Ramsar di Indonesia. Keputusan ini diambil, mengingat kawasan tersebut merupakan salah satu wakil daerah hamparan banjir (lebak lebung, floodflain), menurut sejumlah ilmuan, termasuk yang terluas dan terpelihara dengan baik di kawasan Asia Tenggara.

Melihat potensinya yang begitu melimpah dan posisinya yang sangat penting, tidak hanya bagi Indonesia, tapi juga bagi dunia, pada tanggal 4 Februari 1999 kawasan tersebut ditetapkan sebagai Taman Nasional Danau Sentarum berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Republik Indonesia Nomor 34/Kpts/II/1999 dengan luas area sekitar 132.000 hektar.

Untuk menjaga kelestariannya, kawasan tersebut ditetapkan sebagai kawasan konservasi berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Kapuas Hulu Nomor 144 Tahun 2003. Sedangkan untuk memudahkan pengawasan dan koordinasi, pada tanggal 1Februari 2007 dibentuk Unit Pelaksana Teknis Balai Taman Nasional Danau Sentarum melalui Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.03/Menhut-II/2007 yang berkantor di Kabupaten Sintang.

Memesona, eksotis, dan lengkap. Begitu kira-kira kesan wisatawan ketika menginjakkan kaki di Taman Nasional Danau Sentarum. Bagi penyuka wisata hutan, TNDS tepat sekali dipilih. Di sini, wisatawan dapat menikmati suasana hutan yang masih perawan, melihat pepohonan besar dan kecil yang beraneka jenis, menghirup udara segar dan bersih, memotret satwa, dan berkemah. Kontur medan yang naik turun dan jalan setapak yang berkelok-kelok sampai jauh ke dalam hutan, tentu merupakan areal yang diidam-idamkan oleh pecinta olahraga lintas alam.

Kawasan hutan taman nasional ini juga cocok dijadikan tempat wisata pendidikan atau wisata ilmiah. Sebab, di kawasan ini terdapat berbagai flora langka, seperti tembesu/tengkawang (shorea beccariana), jelutung (dyera costulata), ramin (gonystylus bancanus), meranti (shorea sp.), keruing (dypterocarpus sp), kayu ulin/belian (eusideroxylon zwageri), pungguk (crateva religiosa), menunggau (vatica manunggau), putat (baringtonia acutangula), kayu tahun (carallia bracteata), rengas (gluta rengas), simpur (delenia excelsa), bintangur (callophylum spp), bungur (largestonia speciosa), kawi (shorea balangeran), dan ransa (eugeissona ambigua). Sedangkan fauna langka yang masih dapat dijumpai di kawasan ini antara lain adalah bangau tongtong (leptoptilus javanicus), buaya (tomistoma schlegeli), monyet (macaca fasticularis), bekantan (nasalis larvatus) orangutan (pongo pygmaeus), lebah (apis andreformis), dan aneka jenis burung. Terdapatnya kantor suaka marga satwa, pusat penelitian, dan laboratorium di Pulau Tekenang kian melengkapi kawasan yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu sebagai kawasan ecotourism ini.

Sementara itu, Danau Sentarum dengan segala pesona dan misterinya, tentu juga menarik minat para pecinta wisata danau untuk mengarungi tiap sudutnya. Danau ini terletak di hulu Sungai Kapuas, sehingga sangat menentukan pasang surut air Sungai Kapuas. Danau Sentarum bagaikan celengan air raksasa bagi Sungai Kapuas. Dengan kata lain, air Sungai Kapuas tergantung pada fluktuasi air Danau Sentarum. Pada musim hujan, danau ini menyimpan 25 persen air Sungai Kapuas dengan ketinggian air danau berkisar antara 6—8 meter. Ketika musim kemarau tiba, danau tersebut akan memasok separoh air yang mengaliri Sungai Kapuas. Bila memasuki musim kemarau panjang, Danau Sentarum akan berubah menjadi hamparan padang luas. Sebagaimana diketahui, kecuali Kabupaten Sintang, air Sungai Kapuas melewati hampir semua kabupaten/kota di Kalimantan Barat, dan akan bermuara di pantai barat Kalimantan Barat.

Di samping posisi penting tersebut, Danau Sentarum juga memiliki keunikan yang tidak ditemui pada danau-danau lainnya di Indonesia, yaitu air danaunya yang berwarna hitam kemerah-merahan akibat pengaruh zat tannim yang berasal dari hutan gambut yang ada di sekitarnya. Konon, menurut sejumlah ilmuwan, hutan gambut di taman nasional ini merupakan hutan gambut tertua di dunia.

Kecuali itu, di danau ini terdapat berbagai jenis ikan air tawar. Bahkan, danau ini merupakan habitat ikan air tawar terlengkap di dunia. Di dalamnya, ditemukan sekitar 266 spesies, di mana sekitar 70 persen di antaranya adalah spesies ikan air tawar endemik Borneo. Mulai ukuran terkecil, seperti ikan linut (sundasalax cf. microps) yang berukuran sekitar 1—2 sentimeter dengan tubuh yang transparan laiknya kaca, sampai yang berukuran 200 sentimeter, seperti ikan tapah (wallago leeri), terdapat di danau ini. Ikan gabus, toman, baung, lais, belida, dan jelawat adalah di antara jenis ikan yang sering didapatkan nelayan ketika menjala atau memancing di Danau Sentarum. Hasil tangkapan tersebut, sebagiannya dikonsumsi sendiri dan sebagiannya lagi diasap dan diasinkan untuk dijual. Selain itu, Danau Sentarum juga menjadi incaran para hobiis ikan hias, karena di danau ini terdapat spesies ikan hias langka yang berharga tinggi, seperti ikan ulanguli (botia macracantho) dan ikan arwana/siluk merah super (scleropages formasus).

Potensi dan luas Danau Sentarum yang sedemikian rupa, memberi ruang kepada pelancong untuk melakukan berbagai aktivitas di sana, seperti memancing, berperahu mengelilingi danau, memotret, melihat nelayan yang sedang menjala ikan, melihat perkampungan nelayan di tepian danau yang mayoritas dihuni oleh Suku Melayu. Selain itu, para pelancong juga dapat menikmati pesona sekeliling danau yang hijau. Kawasan danau yang terbentuk pada zaman es atau periode pleistosen ini semakin lengkap dengan adanya empat pegunungan yang bagai pengawal abadinya tersebut, yaitu pegunungan Lanjak di sebelah timur, pegunungan Muller di sebelah barat, pegunungan Madi di sebelah selatan, dan pegunungan Kelingkang di sebelah utara.

Bagi turis yang mengelilingi kawasan danau, jangan lupa mengunjungi Pulau Melayu, yaitu sebuah pulau yang berada di tengah-tengah Danau Sentarum. Di pulau tersebut, terdapat sebuah pesanggrahan dan sebuah cungkup batu yang oleh penduduk sekitar dipercayai sebagai Putri Melayu yang melarikan diri ke sana pada saat terjadi perang antarsuku di tanah Borneo pada zaman dahulu. Konon, apa yang kita minta selama berada di Pulau Melayu akan dikabulkan. Selain itu, dari pulau ini turis akan lebih leluasa menikmati eksotisme kawasan danau tersebut.

Setelah puas menikmati pesona dan menjelajahi kawasan TNDS, para turis dapat mengunjungi perkampungan Suku Dayak Iban. Di sini, para turis akan terkagum-kagum melihat keseharian Suku Dayak yang masih tradisional dan hidup selaras dengan alam. Mereka hidup secara berkelompok di atas rumah adat khas Suku Dayak, yang dikenal dengan rumah panjang atau rumah betang. Biasanya, setiap rumah adat ditempati oleh 5—8 kepala keluarga. Bahkan, rumah adat yang berukuran besar, dapat menampung sekitar 15—30 kepala keluarga. Selain disuguhi atraksi kesenian khas Suku Dayak, para turis juga dapat melihat para peladang (periau) yang memanen madu lebah secara tradisional. Di sini, madu lebah dipanen dari sarang di kayu besar (repak), sarang buatan (tikung), dan di sembarang tempat (lalau). Secara administratif, Taman Nasional Danau Sentarum masuk dalam wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Taman nasional ini meliputi 7 kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu, yaitu Kecamatan Batang Lupar, Badau, Embau, Bunut Hilir, Suhaid, Selimbau, dan Semitau. Dari Kota Pontianak, Ibu Kota Provinsi Kalimantan Barat, Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) berjarak sekitar 700 kilometer. Dari kota yang dijuluki dengan kota khatulistiwa ini tersedia moda transportasi udara, darat, dan laut menuju taman nasional tersebut. Bagi wisatawan yang memilih transportasi udara, dapat memulai perjalanan dari Bandara Supadio Pontianak menggunakan pesawat perintis jenis Casa seri 200 menuju Bandara Pangsuma Kota Putussibau, Ibu Kota Kabupaten Kapuas Hulu, dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 15 menit. Dari Kota Putussibau, perjalanan kemudian dilanjutkan menuju TNDS (Taman Nasional Danau Sentarum) dengan naik perahu motor (bandong) via Nanga Suhaid, dengan waktu tempuh sekitar 7 jam. Wisatawan yang ingin menggunakan transportasi darat, dapat naik bus dari Terminal Antar Kota Batu Layang Kota Pontianak menuju Kota Putussibau. Dari Kota Putussibau, perjalanan dilanjutkan dengan naik perahu motor menuju Taman Nasional Danau Sentarum. Selain rute Pontianak—Putussibau, wisatawan dapat juga mengunjungi Taman Nasional Danau Sentarum melewati rute Pontianak—Sintang—Semitau dengan waktu sekitar 11 jam. Kemudian, dari Semitau perjalanan dilanjutkan dengan naik perahu motor jurusan Lanjak. Sedangkan bagi wisatawan yang memilih jalur laut, dapat naik kapal laut dari Pelabuhan Pontianak menuju Pelabuhan Putussibau. Kemudian, dari Putussibau perjalanan dilanjutkan dengan naik perahu motor (bandong) menuju TNDS via Nanga Suhaid dengan waktu tempuh sekitar 7 jam.

Di kawasan Taman Nasional Danau Sentarum terdapat berbagai fasilitas yang dapat dinikmati oleh para pelancong, seperti pemandu wisata, kantor suaka marga satwa, pusat penelitian, laboratorium, persewaan perahu untuk mengelilingi Danau Sentarum, shelter, dan warung. Nelayan di kawasan tersebut juga menjual aneka jenis ikan segar yang dapat dinikmati langsung di pinggir danau dengan cara dibakar atau digoreng. Bagi wisatawan yang ingin bermalam, dapat menginap di rumah-rumah penduduk di sekitar taman nasional atau di penginapan kelas melati yang terdapat di Lanjak, Semitau, dan Selimbau. Bagi wisatawan yang ingin merasakan suasana yang berbeda, dapat menginap di rumah terapung (lanting) yang banyak ditemui di Semitau atau di atas perahu motor (bandung) yang ada di sekitar Danau Sentarum. Sedangkan bagi wisatawan yang ingin menyatu dengan alam, dapat berkemah di berbagai lokasi yang ada di kawasan tersebut. Sebagai oleh-oleh untuk keluarga , wisatawan dapat membeli madu murni, ikan asin beraneka jenis, dan pernak-pernik khas Suku Dayak yang banyak dijual di perkampungan Suku Dayak Iban.

Ritual Robo-robo

Kabupaten Pontianak - Kalimantan Barat

http://wisatamelayu.com/id/img/wisata/p488ac7ac23aa5.jpgBagi sebagian masyarakat di beberapa daerah di Indonesia, bulan Safar diyakini sebagai bulan naas dan sial. Sang Pencipta dipercayai menurunkan berbagai malapetaka pada bulan Safar. Oleh sebab itu, masyarakat yang meyakininya akan menggelar ritual khusus agar terhindar dari “kemurkaan” bulan Safar. Ritual tersebut juga dimaksudkan sebagai penghormatan terhadap arwah leluhur. Namun pandangan di atas berbeda dengan pandangan masyarakat Kota Mempawah yang menganggap bulan Safar sebagai “bulan keberkahan” dan kedatangannya senantiasa dinanti-nantikan.

Karena pada bulan Safar terjadi peristiwa penting yang sangat besar artinya bagi masyarakat Kota Mempawah hingga saat ini. Peristiwa penting tersebut kemudian diperingati dengan menggelar Ritual Robo-robo. Dinamakan Robo-robo karena ritual ini digelar setiap hari Rabu terakhir bulan Safar menurut penanggalan Hijriah. Tujuan digelarnya ritual ini adalah untuk memperingati kedatangan dan/atau napak tilas perjalanan Opu Daeng Menambon yang bergelar Pangeran Mas Surya Negara dari Kerajaan Matan, Martapura, Kabupaten Ketapang, ke Kerajaan Mempawah, Kabupaten Pontianak, pada tahun 1737 M/1448 H.

Opu Daeng Menambon adalah putra ketiga Opu Daeng Rilekke yang terkenal sebagai pelaut handal dan gemar sekali melakukan perjalanan ke berbagai daerah di Nusantara bersama dengan anak-anaknya. Opu Daeng Rilekke sendiri adalah putra ketiga Sultan La Madusalat dari Kesultanan Luwuk, Bone, Sulawesi Selatan, yang telah menjadi Kesultanan Islam sejak tahun 1398 M. Opu Daeng Menambon beserta keluarganya pindah dari Kerajaan Matan ke Kerajaan Mempawah atas permintaan Panembahan Senggauk, Raja Mempawah waktu itu. Setelah Panembahan Senggauk mangkat, Opu Daeng Menambon naik tahta. Beliau berkuasa di sana sekitar 26 tahun, yakni dari tahun 1740 M sampai beliau wafat pada tahun 1766 M. Sebagai sebuah peristiwa budaya, Ritual Robo-robo sarat dengan simbol-simbol yang mengandung nilai-nilai historis dan kultural. Ritual Robo-robo merupakan napak tilas kedatangan Opu Daeng Menambon beserta pengikutnya dari Kerajaan Matan ke Kerajaan Mempawah yang konon menggunakan 40 Perahu Bidar. Kedatangan Opu Daeng Menambon beserta pengikutnya ini menjadi cikal-bakal masuk dan berkembangnya agama Islam ke Kota Mempawah. Perlahan-lahan, proses islamisasi pun terjadi dan puncaknya adalah beralihnya Kerajaan Mempawah yang semula beragama Hindu menjadi kerajaan bercorak Islam. Pengumandangan azan dan pembacaan doa yang dilakukan oleh Pemangku Adat Istana Amantubillah sebelum dimulainya Ritual Buang-buang menandakan bahwa dalam prosesi Ritual Robo-robo juga terdapat nilai-nilai religius. Sesajennya yang terdiri dari beras kuning, bertih, dan setanggi pun sarat dengan makna-makna tertentu. Nasi kuning dan bertih melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan, sedangkan setanggi mengandung makna keberkahan.

Dalam Ritual Buang-buang tidak semata-mata penghormatan dan pengakuan terhadap keberadaan sungai dan laut sebagai salah satu sumber penghidupan masyarakat, tapi juga tersirat keinginan untuk hidup selaras dengan alam sekitar. Ritual ini biasanya dimulai selepas shalat Zuhur, di mana raja Istana Amantubillah beserta para petinggi istana bertolak dari Desa Benteng menggunakan Perahu Lancang Kuning dan Perahu Bidar. Perahu Lancang Kuning khusus digunakan oleh raja, sedangkan Perahu Bidar diperuntukan bagi petinggi istana. Mereka akan berlayar selama satu jam menuju muara Kuala/Sungai Mempawah yang terletak di Desa Kuala Mempawah, Kabupaten Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Sesampainya di muara Sungai Mempawah, seorang kerabat istana yang menjabat Pemangku Adat mengumandangkan azan dan membaca doa talak bala (talak balak). Kemudian dilanjutkan dengan Ritual Buang-buang, yaitu melempar sesajen ke Sungai Mempawah. Setelah itu, raja beserta para petinggi istana merapat ke tepi Sungai Mempawah untuk bersiap-siap melaksanakan Makan Saprahan di halaman depan Istana Amantubillah. Gambaran di atas merupakan sebagian dari rangkaian prosesi Ritual Robo-robo. Kebersamaan dan silaturahmi antarberbagai elemen masyarakat adalah nilai-nilai lain yang terkandung dalam prosesi Ritual Robo-robo. Hal ini, misalnya, terlihat pada kegiatan Makan Saprahan. Makan Saprahan adalah makan bersama-sama di halaman depan Istana Amantubillah menggunakan baki atau talam. Setiap baki/talam (saprah) yang berisi nasi dan lauk biasanya diperuntukan bagi empat atau lima orang. Dalam Makan Saprahan keakraban terjalin, suasana mencair, dan sekat-sekat melebur jadi satu. Pada saat makan, tidak lagi dipersoalkan status, agama, dan asal-usul seseorang.Hal lain yang tak kalah menariknya dalam Ritual Robo-robo adalah dihidangkannya berbagai masakan khas istana dan daerah setempat yang mungkin tidak lagi populer di tengah-tengah masyarakat, seperti lauk opor ayam putih, sambal serai udang, selada timun, ikan masak asam pedas, dan sop ayam putih. Sebagai penganan pencuci mulut disuguhkan kue sangon, kue jorong, bingke ubi, putuh buloh, dan pisang raja. Sementara untuk minumnya, disediakan air serbat yang berkhasiat memulihkan stamina. Untuk memeriahkan Ritual Robo-robo, biasanya ditampilkan aneka hiburan tradisional masyarakat setempat, seperti tundang (pantun berdendang), japin, dan lomba perahu bidar.

Lokasi prosesi Ritual Robo-robo tersebar di beberapa tempat di Kota Mempawah, seperti di muara Sungai Mempawah di Desa Kuala Mempawah, Istana Amantubillah dan Kompleks Pemakaman Sultan-sultan Mempawah di Kelurahan Pulau Pedalaman, serta Makam Opu Daeng Menambon di Sebukit Rama, Kabupaten Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia.Kota Mempawah berjarak sekitar 67 kilometer di sebelah utara Kota Pontianak, ibukota Provinsi Kalimantan Barat. Dari Bandara Supadio atau Terminal Bus Pontianak, turis dapat naik taksi, travel, dan bus sampai Kota Mempawah, ibukota Kabupaten Pontianak. Dari Kota Mempawah, Muara Sungai Mempawah berjarak sekitar 10 kilometer. Turis dapat mengaksesnya dengan menggunakan bus atau minibus.Bagi wisatawan dari luar kota dan ingin menyaksikan prosesi Ritual Robo-robo secara keseluruhan, dapat menginap di hotel dan wisma yang banyak terdapat di sekitar lokasi Ritual Robo-robo. Di kawasan tersebut juga terdapat toko, rumah makan, dan warung yang menyediakan berbagai kebutuhan wisatawan, seperti makanan, minuman, dan isi ulang pulsa. Berbagai fasilitas lainnya, seperti masjid, kios wartel, bank, dan ATM, juga tersedia di sini.

WISATA BUATAN ALUN-ALUN KAPUAS

Foto 1 dari  1Taman Alun-alun Kapuas di Jalan Rahardi Oesman, Kecamatan Pontianak Barat, Kota PontianakMengunjungi Kota Pontianak tentu belum lengkap bila belum datang ke Taman Alun-alun Kapuas. Meskipun mal, kafe, dan berbagai pusat hiburan lainnya menjamur di Kota Pontianak, tingkat kunjungan wisatawan ke Taman Alun-alun Kapuas tidak menurun. Bahkan, setelah direnovasi secara besar-besaran pada tahun 1999, tingkat kunjungan wisatawan ke taman yang berada di dekat kantor walikota ini kian menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dari waktu ke waktu. Lokasinya yang strategis dan berada di pusat Kota Pontianak menjadikan taman ini sebagai salah satu tempat rekreasi favorit bagi masyarakat kota untuk melepas penat sehabis bekerja seharian atau sekadar untuk mencari inspirasi.

Pada sore hari, sambil berdiri di tepi pagar taman, pengunjung dapat menikmati keindahan Sungai Kapuas dan lalu lalang sampan yang menyeberangkan penumpang. Pengunjung juga dapat menikmati eksotisme kawasan ini sambil duduk-duduk di tangga-tangga yang terdapat di tepian sungai (waterfront) dengan mencelupkan kaki ke Sungai Kapuas. Suasana lebih sempurna jika dilakukan bersama keluarga atau sahabat sambil minum teh atau kopi. Akan lebih seru lagi bila pengunjung menikmati keindahan kawasan ini sambil makan bakso, kacang rebus, sate, jagung bakar/rebus, dan makanan ringan lainnya yang banyak dijajakan pedagang di sepanjang jalan di kawasan tersebut. Dan berbagai permainan juga tersedia di taman ini.

Pada malam hari, apalagi di akhir pekan atau di waktu-waktu liburan lainnya, pengunjung taman ini bertambah banyak. Sambil duduk lesehan berkelompok, pengunjung dapat menikmati pesona kawasan ini, melihat lampu-lampu yang berasal dari rumah-rumah penduduk di seberang sungai yang memancarkan sinar terang atau lampu-lampu motor air yang melintasi sungai.

Suasana malam kian hidup dan romantis dengan hadirnya pengamen yang membawakan lagu-lagu yang sedang hit dengan diiringi permainan gitar yang memukau atau gesekan biola yang mendayu-dayu. Pengunjung dapat meminta mereka untuk menyanyikan lagu-lagu kesukaan dengan memberikan tips sekedarnya. Bila bosan, pengunjung dapat menikmati sisi lain taman dengan menyewa motor air untuk mengelilingi kawasan taman tersebut atau mencoba beberapa permainan ketangkasan yang memberikan sebungkus rokok atau sebotol sirup sebagai hadiahnya Pada hari-hari tertentu diadakan agenda wisata rutin, seperti festival layang-layang, pameran lukisan, pameran tanaman hias, panggung hiburan, dan pasar murah. Taman Alun-alun Kapuas terletak di Jalan Rahardi Oesman, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia.

WISATA BUATAN TUGU KHATULISTIWA

Kota Pontianak merupakan salah satu daerah yang dilalui oleh garis imajiner khatulistiwa. Untuk menandainya, dibangunlah sebuah tugu yang diberi nama Tugu Khatulistiwa (Equator Monument). Secara historis, pembangunan tugu yang menjadi ikon Kota Pontianak ini telah dimulai pada tahun 1928, bersamaan dengan sebuah ekspedisi internasional yang dipimpin oleh seorang ahli geografi berkebangsaan Belanda untuk menentukan garis imajiner khatulistiwa. Saat itu, bangunannya masih sederhana, yakni berupa sebuah tonggak yang diberi tanda panah penunjuk arah. Pada tahun 1938, arsitek Silaban merenovasi tugu tersebut dan menambahkan sebuah lingkaran di atas tonggaknya. Baru pada tahun 1990, dengan niat untuk melindungi tugunya yang asli, pemerintah daerah setempat berinisiatif membangun sebuah kubah. Kemudian, di atas kubah tersebut dibuat duplikat tugu dengan ukuran lima kali lebih besar dari ukuran tugu yang aslinya.

Pada bulan Maret 2005, sebuah tim dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengkoreksi lokasi titik nol garis khatulistiwa yang sebenarnya. Setelah melalui serangkaian pengkajian yang mendalam, tim dari BPPT menyimpulkan bahwa posisi 0 derajat, 0 menit, dan 0 detiknya ternyata berada sekitar 117 meter ke arah Sungai Kapuas dari lokasi tugu yang sekarang ini. Garis khatulistiwa yang melewati Kota Pontianak merupakan satu-satunya garis khatulistiwa di dunia yang persis membelah bumi secara horizontal menjadi belahan utara dan belahan selatan. Maka, berdiri di titik lintang nol yang terdapat di tugu tersebut tentunya menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi pengunjung.

Uniknya, bangunan tugu ini terbuat dari kayu ulin, bukan dari semen, sebagaimana bangunan tugu atau monumen pada umumnya. Pengunjung diperbolehkan melihat bangunan tugunya yang asli, melihat dokumentasi sejarah pembangunan tugu dari awal berdirinya hingga sekarang ini, sehingga pengunjung dapat memperoleh pengetahuan dasar tentang ilmu bumi dan astronomi. Di sana juga terdapat sebuah papan informasi yang menunjukkan statistik pengunjung baik domestik maupun mancanegara. Tugu ini sangat ramai dikunjungi wisatawan pada saat terjadinya fenomena titik kulminasi matahari yang bersiklus dua kali setahun. Siklus yang terjadi pada tanggal 21-23 Maret dinamakan vernal equinox (titik pertemuan pertama) sebagai tanda awal musim semi, sedangkan siklus yang terjadi pada tanggal 21-23 September dinamakan autumnal equinox (titik pertemuan kedua) sebagai tanda awal musim gugur. Meski hanya sekitar 5-10 menit, melihat langsung benda-benda yang berada di sekitar tugu tersebut tidak memiliki bayangan, tentu saja menimbulkan sensasi tersendiri yang sulit untuk dilukiskan bentuknya. Untuk merayakan dua momen tersebut, biasanya di kawasan tugu digelar berbagai kegiatan, seperti atraksi kesenian tradisional daerah setempat, pameran lukisan, dan lain sebagainya.

Hanya dengan membayar Rp 10.000,- saja, pengunjung akan mendapat sertifikat sebagai bukti bahwa ia pernah mengunjungi Tugu Khatulistiwa. Pada sertifikat tersebut terdapat foto yang bersangkutan dan tanda tangan Walikota Pontianak. Pada sore hari, kawasan ini tepat sekali dijadikan sebagai tempat untuk bersantai bersama keluarga atau sekadar untuk melepas penat sehabis bekerja seharian. Pada malam hari, eksotisme kawasan ini kian terasa. Dari lokasi taman, pengunjung dapat menikmati keindahan Sungai Kapuas yang memanjang. Kerlap-kerlip lampu dari daerah seberang Sungai Kapuas menambah daya tarik objek wisata ini.

Tugu Khatulistiwa berada di Jalan Khatulistiwa, Kelurahan Siantan, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Lokasi Tugu Khatulistiwa berjarak sekitar 5 kilometer di sebelah utara dari pusat Kota Pontianak. Dari Kota Pontianak, pengunjung dapat naik bus atau angkutan kota yang menuju lokasi tugu tersebut. Di sekitar kawasan Tugu Khatulistiwa terdapat berbagai fasilitas, seperti masjid, restoran, rumah makan, warung, toko suvenir, areal parkir yang luas dan aman, serta wisma dan hotel dengan berbagai tipe.